Siapa yang tak kenal dengan sosok Ruhut Sitompul.
Pria yang lebih akrab disapa Poltak ini memang tak hanya nyentrik dari
segi penampilan tapi juga terkenal sangat ceplas ceplos saat berbicara.
Meski kadang pernyataannya membuat kesal banyak pihak, tapi gaya
bahasa dan logat berbicara pria asal tanah Batak ini tak jarang membuat
orang lain tersenyum. Meski menduduki kursi anggota Dewan, gaya bicara
pria yang dulunya gemar memelihara rambut jabrik ini, tetap tidak
berubah. Saking terbiasa dengan pembicaraan yang tanpa rem itu, Ruhut
pun kadang lupa dengan siapa lawan bicaranya.
Seperti yang terjadi ruang rapat Komisi III DPR, hari Selasa
kemarin. Saat itu, komisi tempat Ruhut sehari-hari bertugas kedatangan
tamu dari ormas FPI dan FUI. Kedatangan mereka untuk meminta masukan DPR
terhadap sikap kepolisian yang plin-plan soal konser penyanyi asal
Amerika Serikat Lady Gaga. Pertemuan itu dipimpin langsung oleh Wakil
Ketua Komisi III, Nasir Djamil.
Rapat itu memang hanya dihadiri beberapa orang anggota Komisi III.
Dalam rapat itu, mereka pun saling bertukarpikiran. Tiba giliran Ruhut
yang memberikan pandangan terkait sikap ormas itu yang menentang konser
Lady Gaga di Jakarta. Anehnya, tiba-tiba di tengah tanggapannya itu
masalah yang dibahas Ruhut malah melebar. Ruhut menyebut ormas itu
sebagai kelompok radikal.
"Yang dihina agama Kristen, yang membela Islam. Saya ini Kristiani,
dalam ajaran agama saya, pemerintahan yang sah yang harus didukung,
jangan anarkis, ada aturan mainnya. Polda itu sudah mendukung
bapak-bapak, tapi finalnya ada di Mabes Polri, tapi apa pun keputusan
pemerintah harus dihormati jangan anarkis. Ormas apa pun kalau radikal
harus dibubarkan," kata Ruhut dengan menggunakan mikrofon dalam rapat
itu.
Mendengar perkataan Ruhut yang dianggap provokatif itu, massa FUI
dan FPI yang sebelumnya duduk manis, menjadi berang. Sebagian dari
mereka langsung menggeruduk meja Ruhut dan sebagian lagi menunggu di
luar.
Tidak terdengar jelas apa yang mereka sampaikan pada Ruhut yang
saat itu hendak kabur dari mejanya. Tak lama berselang, Ruhut pun
akhirnya bisa lari ke ruang sekretariat Komisi III yang posisinya
berdekatan dengan pintu masuk pimpinan Komisi III. Di ruang itu, Ruhut
bersembunyi sekitar hampir 30 menit.
Akibat insiden ini, rapat tidak lagi dilanjutkan. Setelah beberapa
saat menunggu Ruhut yang tak kunjung keluar, mereka kemudian
meninggalkan Komisi III DPR menuju ke Gedung DPD.
Tahu bahwa massa FPI dan FUI sudah meninggalkan ruang rapat Komisi
III, Ruhut pun dengan cenge-ngesan menampakkan batang hidungnya pada
wartawan. Dia menganggap insiden itu sebagai kejadian lucu.
"Jadi tadi mereka nyamperin aku. Lucu dan ketawa aja. Pertama, saya
ini ingin menerima tamu dari Parlemen Singapura. Tapi tiba-tiba saja
tamu itu (FPI) sudah datang pukul 15.00 WIB," kata Ruhut.
Soal insiden ini, Ruhut enggan meminta maaf. "Ruhut ini anak
kolong. Bayangkan saya ini ketua kolong. Saya sih santai saja
menanggapinya," ujar dia.
Dia pun mengklaim sebenarnya dirinya tak ingin bersembunyi jika memang mereka datang ke hadapannya satu persatu.
"Kalau dia sendiri, aku sendiri kenapa nggak. Jangan aku sendiri tapi dia sekampung," kelakar Ruhut.
Sumber :: Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar