Selamat Datang di Blogger Bang Endut, Semoga Bermanfaat! Enjoy...

Sabtu, 20 September 2014

Cinta : Antara Ranting dan Pohon



Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, “Apa itu Cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?”
Gurunya menjawab, “Ada gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa mundur kembali, ambillah satu ranting saja. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan Cinta.”
Plato pun berjalan. Tak berapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satu pun ranting?”
Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali. Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan. Tapi, aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi didepan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat melanjutkan berjalan, baru aku sadari bahwa ranting-ranting yang kutemukan kemudian tidak sebagus ranting yang tadi. Akhirnya, tidak kuambil sebatang pun.
Gurunya kemudian menjawab, “Jadi, itulah Cinta.” 

Pada hari lain, Plato bertanya lagi pada gurunya. “Apa itu perkawinan? Bagaimana aku bisa menemukannya?”
Gurunya pun menjawab, “Ada hutan yang subur di depan sana. Berjalanlah tanpa mundur kembali atau menoleh. Kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan.
Plato pun berjalan. Tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut tidak segar atau subur, dan juga tidak terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?”
Plato pun menjawab, “Berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah seluruh ladang gandum, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Saat melihat pohon ini tidak buruk-buruk amat. Jadi, kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya.”
Guru pun menjawab, “Ya, itulah Perkawinan. Cinta itu semakin dicari, semakin tidak ditemukan. Cinta adanya dalam lubuk hati ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan akan Cinta terlalu berlebih, yang dapat hanyalah Kehampaan. Tidak ada sesuatu pun yang didapat atau dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah Cinta apa adanya. 

 Perkawinan adalah Kelanjutan dari Cinta. Cinta adalah Proses mendapatkan kesempatan. Ketika kamu mencari yang terbaik di antara pilihan yang ada, itu akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya. Ketika kesempurnaanlah yang ingin kau dapatkan, sia-sialah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.” 

Untuk diRenungkan:    Mencari pasangan hidup tidaklah mudah. Oleh sebab itu, kita perlu kerja sama dengan Sang Pencipta. Dia yang menciptakan pria dan wanita dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing pasti tahu siapa yang paling cocok bagi kita.
Untuk diLakukan:        “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak percaya seimbang dengan orang-orang yang tak Percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (2 Korintus 6:14)


diCeritakan kembali dari buku “100 Touching Stories” halaman 66-68, karya “Xavier Quentin Pranata”


Semoga bermanfaat, Tuhan Memberkati kita semua. Amen.